24 Apr 2011

materi spk

DASAR SPK

Pengambilan keputusan didalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi.

Kata keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan.

Keputusan dalam kaitannya dengan sebuah proses bahwa suatu keputusan adalah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis yang diberi label pengambilan keputusan.

Kesimpulannya keputusan merupakan sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan petimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan.
Pertimbangan adalah menganalisis beberapa kemungkinan atau alternatif lalu memilih salah satu diantaranya (Salusu, 1996).

Prosedur dalam suatu keputusan:
1.Pembuat keputusan mengidentifikasi masalah
2.Mengklarifikasi tujuan –tujuan khusus yang diinginkan
3.Memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
4.Menetapkan pilihan bertindak

Simon (1960) mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan.

Proses ini terjadi dari tiga fase, yaitu:
Intelligence
Design
Choice

Model-model pengambilan keputusan individual yang dikemukakan oleh Robbins (1991):
The satisficing model
The optimizing decision making model
The implicit favorite model
The intuitive model: a front approach and a back end approach

Beberapa metode pengambilan keputusan kelompok :
Pareto optimality
The nash bargaining solution
Additive utility

Pendekatan pengambilan keputusan :
Fakta
Pengalaman


Beberapa pendekatan dalam pengambilan keputusan :
Rasionalis analitis
Intuitif emotional
Perilaku politis :
Metode tawar-menawar inkremental
Metode mixed scanning
Metode agregatif
Metode keranjang sampah

KERANGKA DASAR

Konsep sistem penunjang keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System (Sprague, 1982).

Ada dua pandangan terhadap perbedaan antara Sitem Penunjang Keputusan dengan Sistem Informasi Manajemen, yaitu sudut pandang konotasional dan teoritikal.

Dalam sudut pandang konotasional SPK adalah kemajuan secara revolusioner dari SIM dan PDE (Pengolahan Data Elektronik). PDE diterapkan pada level operasional organisasi. Karakteristik PDE meliputi aktivitas-aktivitas:
1.Menitikberatkan pada data, penyimpanan, pengolahan, dan aliran pada level operasional.
2.Membantu pengolahan transaksi-transaksi secara lebih efisien.
3.Memungkinkan pengolahan komputer secara lebih terjadwal dan optimum.
4.Menyediakan pembukuan (file) terpadu untuk kegiatan yang saling berkaitan
5.Memberikan laporan umum atau ikhtisar kepada manajer.

Secara umum SIM difokuskan pada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi. SIM memiliki karakter sebagai berikut:
1.Menitikberatkan pada informasi bagi para manajer menengah
2.Menangani aliran-aliran informasi yang terstruktur
3.Memadukan PDE dari kegiatan-kegiatan berdasarkan fungsi usaha (SIM Pemasaran, SIM produksi, dll)
4.Melayani kebutuhan informasi dan pembuatan laporan, umumnya melalui suatu data base

SPK, menurut tinjauan konotatif ini merupakan sistem yang ditujukan kepada tingkatan manajemen yang lebih tinggi lagi, dengan penekanan karakteristik sebagai berikut:
1.Berfokus kepada keputusan, ditujukan pada manajer puncak dan pengambil keputusan
2.Menekankan pada fleksibilitas, adaptabilitas, dan respon yang cepat
3.Mampu mendukung berbagai gaya pengambilan keputusan dari masing-masing pribadi manajer

Beberapa kelemahan pada pandangan konotasi tersebut, antara lain:
1.Adanya gambaran bahwa SPK seakan-akan hanya dibutuhkan pada tingkat manajemen puncak. Pada kenyataannya, dukungan bagi pengambil keputusan dibutuhkan pada semua tingkatan manajemen dalam suatu organisasi
2.Pengambilan keputusan yang terjadi pada beberapa level harus dikoordinasikan. Jadi, dimensi dari pendukung keputusan adalah komunikasi dan koordinasi diantara pengambil keputusan antar level organisasi yang berbeda maupun pada level organisasi yang sama.

Sedangkan dalam sudut pandang teoritikal, SPK bukan sekedar pengembangan evolusioner dari PDE dan SIM, namun SPK merupakan kelas sistem informasi yang berinteraksi dengan bagian-bagian lain dari sistem informasi manajemen secara keseluruhan.

Peranan SPK dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi.

Terdapat sepuluh karakteristik dasar SPK yang efektif, yaitu:
1.Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception
2.Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambil keputusan
3.Mendukung pengambil keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur
4.Mengguanakan model-model matematis dan statistik yang sesuai
5.Memiliki kapabilitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan-model interaktif
6.Output ditujukan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan
7.Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem
8.Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen
9.Pendekatan easy to use
10.Kemampuan sistem beradaptasi secara tepat






ALIRAN INFORMASI

Informasi bersifat vertikal (top-down ataupun bottom-up) , horizontal, ataupun diagonal.

Aliran informasi vertikal top-down mencerminkan adanya informasi strategis yang diterjemahkan menjadi informasi taktis dan operasional.

Aliran vertikal bottom-up merupakan masukan dari pihak operasional/pelaksana kepada para pengambil keputusan sebagai umpan balik dari proses yang terjadi di lapangan

Aliran informasi horizontal merupakan pertukaran informasi antar bagian atau fungsi yang posisinya secara struktural berada pada tingkatan yang sama.

Aliran informasi diagonal bisa terjadi antara bagian atau fungsi-fungsi organisasi yang secara struktural berbeda tingkatannya, misalnya antara kepala seksi anggaran dengan direktur produksi.

Ciri-ciri Sistem Penunjang keputusan (SPK) yang dirumuskan oleh Alters Keen dalam buku Sudirman dan widjajani (1996) adalah sebagai berikut:
1.SPK ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada ditingkat puncak.
2.SPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulam data.
3.SPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara manusia dengan komputer.
4.SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Karakteristik SPK :

1.Kapabilitas interaktif
2.Fleksibilitas
3.Kemampuan menginteraksikan model
4.Fleksibilitas output

Analisis sistem adalah suatu keterampilan memanfaatkan perangkat komputer secara kreatif. Dengan demikian, analisis sistem tidak hanya percaya pada metode kuantitatif tetapi juga yakin pada penilaian objektif manusia tentang masalah-masalah dan peluang-peluang.

Analisis sistem adalah suatu siklus dari sederetan aktivitas berikut :
1.Merumuskan sasaran-sasaran (masalah dan peluang)
2.Merekayasa sistem-sistem alternatif untuk mencapai sasaran tersebut
3.Mengevaluasi alternatif-alternatif dengan mempertimbangkan efektifitas dan biaya
4.Mempertanyakan semua sasaran dengan asumsi-asumsinya
5.Membuka alternatif-alternatif baru
6.Menetapkan sasaran-sasaran baru
7.Mengulangi langkah-langkah diatas sampai penyelesaian yang memuaskan tercapai


FAKTOR SPK

Beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari pengambilan keputusan dalam lingkungan bisnis yang kompleks, yang mendorong para manajer untuk memiliki dan menguasai kemahiran dalam mengolah informasi dan ilmu pengetahuan:

1. Terdapat lebih banyak variabel yang harus dipetimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan

2. Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat dan lebih banyak konsep, metode di setiap bidang manajemen. Tidak ada pelaku bisnis yang mutlak menguasai kemahiran dalam mengolah ilmu pengetauhan

3. Kompetisi dalam lingkup global dan lokal semangkin ketat. Kompetisi ini mendorong kita untuk menciptakan pasar, menciptakan kemakmuran dan menciptakan nilai, bukan lagi meraih semuanya

4. Perkembangan pesat tingkat kualitas dari sejumlah teori dan model dalam menjelaskan langkah-langkah dan hasil taktis maupun strategis suatu kebijakan. Setiap pelaku bisnis memiliki kemampuan seragam dalam menguasai proses dana alat pengambilan keputusan

5. Campur tangan pemerintah yang semakin besar dan jelas terhadap pemenuhan tanggung jawab sosial. Campur tangan ini mendorong pemerintah memaksa organisasi bisnis untuk turut mewujudkan tanggung jawab tersebut

6. Perkembangan teknologi informasi melalui internet, World Wide Web, membawa organisasi bisnis masuk pada bidang kompetisi maya atas dasar kemampuan mengolah informasi. Disisi lain, hal tersebut menjadikan informasi yang tersedia dalam jumlah berlimpah diragukan kualitasnya.

7. Para pekerja, pemilik saham, pelanggan dan masyarakat, meminta untuk diikut sertakan dalam proses penentuan keputusan organisasi.

8. Setiap organisasi bisnis bergerak atas landasan kemahiran dalam pengolahan informasi dan ilmu pengetahuan

9. Teknik-teknik komunikasi dan pengukuran dalam metorde penelitian ilmiah berkembang pesat

10.Analisis kuantitatif berkembang dengan pesat melalui bantuan komputer

11.Masalah-masalah manajerial yang rumit dapat diselesaikan dengan mudah melalui bantuan teknollogi dan sistem informasi, sehingga pengambilankeputusan dibangun diatas sistem informasi yang canggih

12.Organisasi menjadi semakin ramping, efektif dan efisien. Dalam hal ini sistem rasionalisasi atas dasar sistem komputerisasi merupakan basis utama organisasi yang unggul.


Pada tabel tersebut dapat diperhatikan bahwa pengambilan keputusan dan keputusan terikat oleh tiga “zona waktu” utama: masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Tindakan para manajer yang pertama dalam proses pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk meramal perubahan variabel lingkungan masa depan dan segera membuat keputusan yang kelakakan mengantisipasi perubahan tersebut. Sedangkan tindakan selanjutnya adalah langkah mengantisipasi masalah yang sudah ada.

Bagi para entrepreneur sejati tidak dirubah oleh lingkungan, tidak terikat oleh lingkungan, dan tidak pula dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan demikian proses pengambilan keputusan mereka cenderung diarahkan untuk merubah , mengikat, dan mempengaruhi lingkungan. Keputusan terbaik terletak dari kemampuan manajer meminimalkan resiko yang akan menimpa organisasi. Kpeutusan terbaik juga menandakan keahlian manajer dalam meramal peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dan mempersiapkan sejumlah strategi untuk menantisipasi peristiwa-peristiwa tersebut, baik peristiwa baik maupun buruk.

Pengambilan keputusan juga merupakan bakat, karena manusia telah membawa kemampuan tersebut sejak ia lahir. Semakin sering bakat tersebut dilatih, diasah, ditajamkan, maka akan semakin ahli seseorang dalam membuat keputusan yang berkualitas. Para pembuat keputusan yang handal adalah manusia langka, semenjak keahlian membuat keputusan yang baik adalah kemampuan yang langka pula. Bila pengambilan keputusan merupakan kemampuan yang merupakan bakat manusia, maka bagaimana seseorang dapat melatih bakat tersebut? Bagaimana proses mental dan intelektual tersebut dapat dipertajam?

Keputusan merupakan hasil dari sebuah proses sistematis tentang penentuan masalah, pencarian informasi untuk menghasilkan solusi, serta pemilihan satu alternatif solusi dari sejumlah alternatif. Semakin baik proses yang manajer lakukan dalam menentukan keputusan, semakin baik keputusan yang diambil.





GAYA PEMIKIRAN &PERSEFSI

Jantung dari proses pengambilan keputusan adalah tentang bagaimana pemikiran dan persepsi. Pendekatan yang dipakai dalam manajemen ilmiah berangkat dari pemanfaatan dan pengolahan ilmu pengetahuan dan informasi sebagai bahan baku utama kegiatan bisnis. Karena ilmu pengetahuan adalah landasan dari penentuan keputusan untuk memecahkan masalah, maka diskusi tentang pengambilan keputusan akan kita kaitkan dengan sumber pencapaian terhadap ilmu pengetahuan, gaya pemikiran dan persepsi.

Gaya pemikiran terakhir yang dikemukakan terletak di kuadran rasionalisme dan empirisme. Gaya pemikiran ilmiah dipakai dan menjadi panutan utama para pembuat keputusan pada saat ini. Gaya pemikiran ilmiah memiliki sejumlah ciri, diantaranya:
1.Observasi langsung dan terarah atas fenomena dan masalah
2.Secara jelas mendefinisikan variabel, metode dan prosedur yang dipakai untuk mendapatkan data empiris
3.Pengajuan hipotesis yang dapat diuji dan diukur
4.Terdapatnya mekanisme untuk pengajuan hipotesis yang lebih baik
5.Penggunaan alat ukur dan alat uji hipotesis, seperti statistik dan bukan penarikan kesimpulan atas dasar justifikasi kualitatif-naratif (keahlian berbahasa)
6.Proses swa-pembenaran

Pemikiran ilmiah menggabungkan logika dengan pengamatan empiris guna menghasilkan sebuah persebpi atas dunia dan fenomenanya yang lebih bersifat sistematis dan mendalam. Masalah dselesaikan melalui pencarian informasi yang dianggap relevan, pengujian kualitas informasi dan pemaparan hasil pengujian. Langkah-langkah sistematis yang dipakai seorang pengambil keputusan atas dasar gaya pemikiran ini memiliki dasar pijakan dari logika scientifika.

Penggabungan dua metode pemikiran dalam gaya pemikiran ilmiah yang pertama kali dikemukakan oleh Dewey tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, membantu proses penentuan keputusan, menyajikan satu pendekatan untuk menilai validitas kesimpulan akhir tentang peristiwa yang teramati.

Alur tersebut berguna untuk berguna bagi para penentu keputusan, yang sekaligus juga adalah peneliti dalam hal:
1.Membantu mereka dalam menghadapi keingintahuan yang mendalam, keraguan, hambatan, kecurigaan, atau rintangan atas sesuatu.
2.Menentukan pokok permasalahan yang jelas; mengajukan pertanyaan, mengkaji secara mendalam pengetahuan yang sudah ada, mengumpulkan data dan kenyataan, serta membantu mereka untuk menggunakan pendekatan intelektual dibandingkan emosional dalam menghadapi masalah
3.Pengajuan hipotesis untuk menjelaskan kenyataan yang dipercaya secara logis berhubungan dengan masalah
4.Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan dan membantu dalam menemukan langkah tindakan selanjutnya terhaap hasil uji hipotesis.
5.Membantu para penentu keputusan dalam memformulasikan beberapa hipotesis lainnya
6.Membantu penentuan langkah-langkah sistematis guna pengujian empiris atau hipotesis
7.Membantu para pembuat keputusan dalam mengambil kesimpulan akhir berdasarkan kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis
8.Memberikan masukan informasi yang penting terhadap masalah awal yang dhadapi

Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara pandang manusia terhadap lingkungannya, terhadap apa saja yang ada disekelilingnya. Persepsi dapat juga dikatakan sebagai respon terhadap sejumlah objek yang berbeda. Respon tersebut merupakan sebuah proses dimana seorang individu memilih, mengatur dan menginterpretasikan rangsangan menjadi sebuah gambaran yang lengkap dan bermakna tentang lingkungannya.

Definisi sederhana ini menunjukan bahwa persepsi merupakan sebuah penilaian subyektif, atau sebuah respon yang bersifat pribadi seseorang atas fenomena alam realitas yang diamati. Gaya pemikiran seorang pengambil keputusan ditentukan oleh persepsinya tentang fenomena alam realitas yang diamati, dan persepsi dipengaruhi oleh gaya pemikiran yang dipakai kala menghubungkan mekanisme stimulus-respon.

FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari pengambilan keputusan dalam lingkungan bisnis yang kompleks, yang mendorong para manajer untuk memiliki dan menguasai kemahiran dalam mengolah informasi dan ilmu pengetahuan:
1. Terdapat lebih banyak variabel yang harus dipetimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan
2. Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat dan lebih banyak konsep, metode di setiap bidang manajemen. Tidak ada pelaku bisnis yang mutlak menguasai kemahiran dalam mengolah ilmu pengetauhan
3. Kompetisi dalam lingkup global dan lokal semangkin ketat. Kompetisi ini mendorong kita untuk menciptakan pasar, menciptakan kemakmuran dan menciptakan nilai, bukan lagi meraih semuanya
4. Perkembangan pesat tingkat kualitas dari sejumlah teori dan model dalam menjelaskan langkah-langkah dan hasil taktis maupun strategis suatu kebijakan. Setiap pelaku bisnis memiliki kemampuan seragam dalam menguasai proses dana alat pengambilan keputusan
5. Campur tangan pemerintah yang semakin besar dan jelas terhadap pemenuhan tanggung jawab sosial. Campur tangan ini mendorong pemerintah memaksa organisasi bisnis untuk turut mewujudkan tanggung jawab tersebut
6. Perkembangan teknologi informasi melalui internet, World Wide Web, membawa organisasi bisnis masuk pada bidang kompetisi maya atas dasar kemampuan mengolah informasi. Disisi lain, hal tersebut menjadikan informasi yang tersedia dalam jumlah berlimpah diragukan kualitasnya.
7. Para pekerja, pemilik saham, pelanggan dan masyarakat, meminta untuk diikut sertakan dalam proses penentuan keputusan organisasi.
8. Setiap organisasi bisnis bergerak atas landasan kemahiran dalam pengolahan informasi dan ilmu pengetahuan
9. Teknik-teknik komunikasi dan pengukuran dalam metorde penelitian ilmiah berkembang pesat
10. Analisis kuantitatif berkembang dengan pesat melalui bantuan komputer
11. Masalah-masalah manajerial yang rumit dapat diselesaikan dengan mudah melalui bantuan teknollogi dan sistem informasi, sehingga pengambilankeputusan dibangun diatas sistem informasi yang canggih
12. Organisasi menjadi semakin ramping, efektif dan efisien. Dalam hal ini sistem rasionalisasi atas dasar sistem komputerisasi merupakan basis utama organisasi yang unggul.

Pada tabel tersebut dapat diperhatikan bahwa pengambilan keputusan dan keputusan terikat oleh tiga “zona waktu” utama: masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Tindakan para manajer yang pertama dalam proses pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk meramal perubahan variabel lingkungan masa depan dan segera membuat keputusan yang kelakakan mengantisipasi perubahan tersebut. Sedangkan tindakan selanjutnya adalah langkah mengantisipasi masalah yang sudah ada.

Bagi para entrepreneur sejati tidak dirubah oleh lingkungan, tidak terikat oleh lingkungan, dan tidak pula dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan demikian proses pengambilan keputusan mereka cenderung diarahkan untuk merubah , mengikat, dan mempengaruhi lingkungan. Keputusan terbaik terletak dari kemampuan manajer meminimalkan resiko yang akan menimpa organisasi. Kpeutusan terbaik juga menandakan keahlian manajer dalam meramal peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dan mempersiapkan sejumlah strategi untuk menantisipasi peristiwa-peristiwa tersebut, baik peristiwa baik maupun buruk.

Pengambilan keputusan juga merupakan bakat, karena manusia telah membawa kemampuan tersebut sejak ia lahir. Semakin sering bakat tersebut dilatih, diasah, ditajamkan, maka akan semakin ahli seseorang dalam membuat keputusan yang berkualitas. Para pembuat keputusan yang handal adalah manusia langka, semenjak keahlian membuat keputusan yang baik adalah kemampuan yang langka pula. Bila pengambilan keputusan merupakan kemampuan yang merupakan bakat manusia, maka bagaimana seseorang dapat melatih bakat tersebut? Bagaimana proses mental dan intelektual tersebut dapat dipertajam?

Keputusan merupakan hasil dari sebuah proses sistematis tentang penentuan masalah, pencarian informasi untuk menghasilkan solusi, serta pemilihan satu alternatif solusi dari sejumlah alternatif. Semakin baik proses yang manajer lakukan dalam menentukan keputusan, semakin baik keputusan yang diambil.

Keputusan merupakan hasil dari sebuah proses sistematis tentang penentuan masalah, pencarian informasi untuk menghasilkan solusi, serta pemilihan satu alternatif solusi dari sejumlah alternatif. Semakin baik proses yang manajer lakukan dalam menentukan keputusan, semakin baik keputusan yang diambil.

jenis keputusan

-Menurut Herbert A. Simon, ahli manajemen pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University, keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan (continuum) dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung yang lain.
-Keputusan terprogram bersifat berulang dan rutin, sampai pada batas hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru tiap kali terjadi.
-Sedangkan keputusan tak terprogram bersifat baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen.

Baru pada tahun 1971, istilah DSS diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton, keduanya professor MIT. Mereka merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi computer kepada pengambilan keputusan manajemen dan mengembangkan apa yang telah dikenal sebagai Gorry and Scott Morton Grid. Matriks (grid) ini, digambarkan pada gambar dibawah ini, didasarkan pada konsep Simon mengenai keputusan terprogram dan tak terprogram serta tingkat-tingkat manajemen Robert N. Anthony.

Decision Support System (DSS).

Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan.
Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus: (1) sederhana, (2) robust, (3) mudah untuk dikontrol, (4) mudah beradaptasi, (5) lengkap pada hal-hal penting, (6) mudah berkomunikasi dengannya. Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang.

- Finlay (1994) and others define a DSS rather broadly as "a computer-based system that aids the process of decision making.”
- Turban (1995) defines it more specifically as "an interactive, flexible, and adaptable computer-based information system, especially developed for supporting the solution of a non-structured management problem for improved decision making. It utilizes data, provides an easy-to-use interface,and allows for the decision maker's own insights."
- For Keen and Scott Morton (1978),a DSS couples the intellectual resources of individuals with the capabilities of the computer to improve the quality of decisions ("DSS are computer-based support for management decision makers who are dealing with semi-structured problems").
- For Sprague and Carlson (1982), DSS are "interactive computer-based systems that help decision makers utilize data and models to solve unstructured problems."

Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1) Sistem yang berbasis komputer;
2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan;
3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual;
4) Melalui cara simulasi yang interaktif;
5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer.

Langkah-langkah Pengambilan Keputusan meliputi fase-fase

Intelligence = kegiatan untuk mengenali masalah, kebutuhan atau kesempatan
Design = cara-cara untuk memecahkan masalah / memenuhi kebutuhan
Choice = memilih alternatif keputusan yang terbaik
Implementasi yang disertai dengan pengawasan dan koreksi yang diperlukan

Tujuan DSS
Perintis DSS yang lain di MIT, Peter G. W. Keen, bekerja sama dengan Scoot Morton untuk mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai DSS. Mereka percaya bahwa DSS harus:
• Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi-terstruktur.
• Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
• Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.
Tujuan-tujuan ini berhubungan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS – struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.

Fitur dari DSS

DSS dapat digunakan untuk mengawali kerja ad hoc, masalah-masalah yang tak diharapkan.
DSS dapat menyediakan representasi valid dari sistem di dunia nyata.
DSS dapat menyediakan pendukungan keputusan dalam kerangka waktu yang pendek/terbatas.
DSS dapat berevolusi sebagai mana halnya pengambil keputusan mempelajari tentang masalah-masalah yang dihadapinya.
DSS dapat dikembangkan oleh para profesional yang tak melibatkan pemrosesan data.

-perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tak stabil.
-Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
-Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis.
-Sistem komputer perusahaan tak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.

6 alasan mengapa perusahaan-perusahaan utama memulai DSS dalam skala besar:
1.Kebutuhan akan informasi yang akurat.
2. DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
3. Kebutuhan akan informasi baru.
4. Manajemen diamanahi DSS.
5. Penyediaan informasi yang tepat waktu.
6. Pencapaian pengurangan biaya.
Alasan lain dalam pengembangan DSS adalah perubahan perilaku komputasi end-user. End-user bukanlah programer, sehingga mereka membutuhkan tool dan prosedur yang mudah untuk digunakan. Dan ini dipenuhi oleh DSS.

Karakteristik DSS:
- Kajiannya ada pada keputusan-keputusan dimana ada struktur yang cukup untuk komputer dan alat bantu analitis yang memiliki nilai tersendiri, tetapi tetap pertimbangan manajer memiliki esensi utama.
- Hasil utamanya adalah dalam peningkatan jangkauan dan kemampuan dari proses pengambilan keputusan para manajer untuk membantu mereka meningkatkan efektivitasnya.
- Relevansinya untuk manajer adalah dalam pembuatan tool pendukung, di bawah pengawasan mereka, yang tak dimaksudkan untuk mengotomatiskan proses pengambilan keputusan, tujuan sistem, atau solusi tertentu.

Karakteristik dan Kemampuan DSS
1. DSS menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi.
2. Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang berbeda, mulai dari pimpinan puncak sampai manajer lapangan.
3. Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi group. berbagai masalah organisasional melibatkan pengambilan keputusan dari orang dalam group. Untuk masalah yang strukturnya lebih sedikit seringkali hanya membutuhkan keterlibatan beberapa individu dari departemen dan level organisasi yang berbeda.
4. DSS menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan atau saling berkaitan.
5. DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence, design, choice dan implementation.
6. DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda; ada kesesuaian diantara DSS dan atribut pengambil keputusan individu (contohnya vocabulary dan style keputusan).
7. DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. Pengambil keputusan harus reaktif, mampu mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan beradaptasi untuk membuat DSS selalu bisa menangani perubahan ini. DSS adalah fleksibel, sehingga user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau mengatur kembali elemen-elemen dasar (menyediakan respon cepat pada situasi yang tak diharapkan). Kemampuan ini memberikan analisis yang tepat waktu dan cepat setiap saat.
9. DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa diperoleh (biaya membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer).
12. User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi user tadi dengan melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di bidang Information Systems (IS).
13. DSS biasanya mendayagunakan berbagai model (standar atau sesuai keinginan user) dalam menganalisis berbagai keputusan. Kemampuan pemodelan ini menjadikan percobaan yang dilakukan dapat dilakukan pada berbagai konfigurasi yang berbeda. berbagai percobaan tersebut lebih lanjut akan memberikan pandangan dan pembelajaran baru.
14. DSS dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif dari berbagai masalah yang pelik.


1. Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. DSS secara khusus ditujukan untuk mendukung dan tak menggantikan pengambil keputusan. Pengambil keputusan dapat menindaklanjuti rekomendasi komputer sembarang waktu dalam proses dengan tambahan pendapat pribadi atau pun tidak.
2. DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru dan penyempurnaan sistem, yang mengarah pada pembelajaran tambahan, dan begitu selanjutnya dalam proses pengembangan dan peningkatan DSS secara berkelanjutan.

Komponen DSS
1. Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).
2. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.
3. Communication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

The Data Management Subsystem
Terdiri dari elemen-elemen:
DSS database.
Database management system.
Data directory.
Query facility.

The Model Management Subsystem
Terdiri dari elemen-elemen:
Model base.
Model base management system.
Modeling language.
Model directory.
Model execution, integration, and command.

The User Interface (Dialog) Subsystem
Dialog subsytem diatur oleh software yang disebut Dialog Generation and Management System (DGMS). DGMS terdiri dari berbagai program yang mampu melakukan hal-hal berikut ini:
1.Berinteraksi dengan berbagai dialog style yang berbeda.
2.Mendapatkan, menyimpan, dan menganalisis penggunaan dialog (tracking), yang dapat digunakan untuk meningkatkan dialog system.
3.Mengakomodasi user dengan berbagai peralatan input yang berbeda.
4.Menghadirkan data dengan berbagai format dan peralatan output.
5.Memberikan ke user kemampuan “help”, prompting, rutin diagnosis dan saran, atau dukungan fleksibel lainnya.
6.Menyediakan antarmuka user ke database dan model base.
7.Membuat struktur data untuk menjelaskan output (output formatter).
8.Menyimpan data input dan output.
9.Menyediakan grafis berwarna, grafis tiga dimensi, dan data plotting.
10.Memiliki windows yang memungkinkan berbagai fungsi ditampilkan bersamaan.
11.Dapat mendukung komunikasi diantara user dan pembuat DSS.
12.Menyediakan training dengan contoh-contoh (memandu user melalui input dan proses pemodelan).
13.Menyediakan fleksibelitas dan dapat beradaptasi sehingga DSS mampu untuk mengakomodasi berbagai masalah dan teknologi yang berbeda.

Jenis-jenis DSS
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya menurut Steven L. Alter , 1976 adalah sebagai berikut:
Mengambil elemen-elemen informasi.
Menganalisis seluruh file.
Menyiapkan laporan dari berbagai file.
Memperkirakan dari akibat. Keputusan
Mengusulkan. keputusan
Membuat keputusan

-Terdapat juga klasifikasi berdasarkan sifat situasi keputusan dimana DSS didesain untuk mendukungnya:

-Institutionalized DSS. Berhubungan dengan keputusan-keputusan yang sifatnya berulang. Contoh: Portfolio Management System (PMS).

-Ad Hoc DSS. Berhubungan dengan masalah yang spesifik yang biasanya tak dapat diantisipasi ataupun berulang terjadinya. Contoh: Houston Minerals DSS membuat DSS khusus untuk mengevaluasi kelayakan joint venture.

Hardware dan Software DSS

1. Time-sharing Network.
Bila suatu organisasi tak memiliki komputer mainframe, tetapi memerlukan kemampuan seperti itu, maka pendekatan time-sharing bisa dipertimbangkan. Walaupun sudah memiliki mainframe pun, suatu organisasi juga bisa melakukan hal ini karena kenyataan bahwa waktu respon lebih baik dengan time-sharing network daripada pada sistem komputer in-house. Keuntungan lain adalah kecepatan dimana DSS tersebut dapat segera dibangun jika vendornya juga sebagai DSS builder, sebab vendor ini memiliki pengalaman menggunakan software dan membangun DSS yang serupa.
-Kerugiannya adalah biaya kontrol. Jika suatu DSS sering digunakan, biaya time-sharing menjadi tinggi.

2. Mainframe, Workstation, Mini, atau Personal Computer.
Tergantung ketersediaan dan layanan yang diinginkan, hanya saja sekarang ini kekuatan dari PC sudah menjelma jadi berlipat ganda dibandingkan dengan mainframe jaman dulu.

3. Distributed DSS.
Berkaitan dengan jaringan komputer, dibuat juga Distributed DSS yang memiliki keuntungan dalam hal ketersediaan dan aksesnya terhadap data dan model di berbagai lokasi.


Level Teknologi
Kerangka kerja untuk memahami konstruksi DSS mengidentifikasikan 3 level teknologi DSS:
1. Specific DSS (DSS applications).
“Final product” atau aplikasi DSS yang nyata-nya menyelesaikan pekerjaan yang kita inginkan disebut dengan specific DSS (SDSS). Contoh: Houston Minerals membuat SDSS untuk menganalisis joint venture.
2. DSS Generators (atau Engines).
Adalah software pengembangan terintegrasi yang menyediakan sekumpulan kemampuan untuk membangun specific DSS secara cepat, tak mahal, dan mudah. Contoh: Lotus 1-2-3, Microsoft Excel.
3. DSS Tools.
Level terendah dari teknologi DSS adalah software utility atau tools. Elemen ini membantu pengembangan baik DSS generator atau SDSS. Contoh: grafis (hardware dan software), editors, query systems, random number generator, dan spreadsheets.


Laporan DSS
1. Laporan berkala dan khusus Laporan berkala atau periodic report yaitu laporan yang dibuat menurut jadwal tertentu contohnya adalah analis penjualan terhadap pelanggan perbulan dan laporan khusus atau special report yaitu laporan yang di buat ketika laporan dibuat ketika sesuatu yang tidak seperti biasanya terjadi contohnya laporan mengenai kecelakaan. Dalam penggunaannya laporan berkala dan khusus bersifat lengkap atau ringkas.
2. Laporan lengkap dan ringkas laporan lengkap atau detail report yaitu laporan yang memberikan spesifikasi mengenai setiap tindakan atau transaksi dan baris yang mewakili tindakan atau transaksi disebut baris lengkap atau detail line sedangkan laporan ringkas atau summary report yaitu laporan yang menyertakan baris yang mewakili beberapa tindakan atau transaksi.
Baris laporan biasanya di cetak dalam beberapa urutan tertentu, filed yang berada dalam record data, yang disebut key filed atau control filed digunakan untuk mengurutkan record sebelum laporan tersebut dicetak. Yang paling sering digunakan ialah Ascending sequence (urutan naik) disini nilai filed control terendah (no pelanggan 0001 atau nama Aardbverk) didaftar pertama kali, dan nilai tertinggi (no 9999 atau zikmund) di daftar paling akhir.

Representasi DSS

Time Series Charts - untuk melihat dampak sebuah variable terhadap waktu;
Bar Charts - untuk memperbandingkan kinerja beberapa entiti;
Pie Charts - untuk melihat komposisi atau persentasi suatu hal;
Scattered Diagrams - untuk menganalisa hubungan antara beberapa variabel;
Maps - untuk merepresentasikan data secara geografis;
Layouts - untuk menggambarkan lokasi barang secara fisik, seperti pada bangunan dan kantor;
Hierarchy Charts - untuk menggambarkan struktur organisasi;
Sequence Charts - untuk merepresentasikan sesuatu dengan logika yang tersetruktur (contohnya adalah diagram flowchart); dan
Motion Graphics - untuk memperlihat-kan perilaku dari variabel yang diamati denvan cara animasi.

Manfaat DSS
-DSS memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
-DSS membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
-DSS dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
-Walaupun suatu DSS, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Beberapa Keterbatasan DSS
-Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
-Kemampuan suatu DSS terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
-Proses-proses yang dapat dilakukan DSS biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
-DSS tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.

DSS dikembangkan dengan Teknologi Web
Keunggulan
-Kemudahan komunikasi dan kolaborasi
-Download perangkat lunak DSS
-Pembelian aplikasi DSS secara online
-Pengumpulan data internal dan eksternal

DSS Masa Depan
1. DSS berbasis PC akan terus tumbuh utamanya untuk dukungan personal.
2. Untuk DSS di institusi yang mendukung pengambilan keputusan berurutan dan saling berhubungan, kecenderungan ke depan adalah menjadi DSS terdistribusi.
3. Untuk dukungan keputusan saling berhubungan yang terkonsentrasi, group DSS akan lebih lazim di masa depan.
4. Produk-produk DSS akan mulai menggabungkan tool dan teknik-teknik AI.
5. Semua kecenderungan di atas akan menuju pada satu titik pada pengembangan berkelanjutan pada kemampuan sistem yang lebih user-friendly.

Contoh Kasus: Kabinet di Pemerintahan Mesir
-32 kementerian, setiap kementerian bertanggung jawab pada 1 departemen.
-Diketuai seorang Perdana Menteri.
- 4 Komite yang dibantu dengan staf.
IDSC (Information and Decision Support Center) untuk kabinet, tujuannya:
-Mengembangkan informasi dan sistem dukungan bagi kabinet.
-Mendukung pengadaan informasi terkelola bagi user dan pusat pendukung keputusan pada 32 kementerian.
-Mengembangkan, mendukung, mengawali projek IS yang dapat mempercepat pengembangan Pemerintahan Mesir.

Berbagai DSS dibangun di dalamnya, tentu saja diantara mereka saling berelasi dan berhubungan.
Contoh:
DSS untuk perumusan kebijakan tarif.
DSS untuk manajemen utang.

Ringkasan ODSS di Pemerintahan Mesir:
DSS skala besar ini memiliki integrasi dengan sistem manajemen data secara ekstensif.
Sistem ini digunakan baik untuk keputusan yang bersifat ad hoc maupun yang berulang.

KERANGKA DASAR SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

Konsep sistem penunjang keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System (Sprague, 1982).

Ada dua pandangan terhadap perbedaan antara Sitem Penunjang Keputusan dengan Sistem Informasi Manajemen, yaitu sudut pandang konotasional dan teoritikal.

Dalam sudut pandang konotasional SPK adalah kemajuan secara revolusioner dari SIM dan PDE (Pengolahan Data Elektronik). PDE diterapkan pada level operasional organisasi. Karakteristik PDE meliputi aktivitas-aktivitas:
1. Menitikberatkan pada data, penyimpanan, pengolahan, dan aliran pada level operasional.
2. Membantu pengolahan transaksi-transaksi secara lebih efisien.
3. Memungkinkan pengolahan komputer secara lebih terjadwal dan optimum.
4. Menyediakan pembukuan (file) terpadu untuk kegiatan yang saling berkaitan
5. Memberikan laporan umum atau ikhtisar kepada manajer.

Secara umum SIM difokuskan pada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi. SIM memiliki karakter sebagai berikut:
1. Menitikberatkan pada informasi bagi para manajer menengah
2. Menangani aliran-aliran informasi yang terstruktur
3. Memadukan PDE dari kegiatan-kegiatan berdasarkan fungsi usaha (SIM Pemasaran, SIM produksi, dll)
4. Melayani kebutuhan informasi dan pembuatan laporan, umumnya melalui suatu data base

SPK, menurut tinjauan konotatif ini merupakan sistem yang ditujukan kepada tingkatan manajemen yang lebih tinggi lagi, dengan penekanan karakteristik sebagai berikut:
1. Berfokus kepada keputusan, ditujukan pada manajer puncak dan pengambil keputusan
2. Menekankan pada fleksibilitas, adaptabilitas, dan respon yang cepat
3. Mampu mendukung berbagai gaya pengambilan keputusan dari masing-masing pribadi manajer

Beberapa kelemahan pada pandangan konotasi tersebut, antara lain:
1. Adanya gambaran bahwa SPK seakan-akan hanya dibutuhkan pada tingkat manajemen puncak. Pada kenyataannya, dukungan bagi pengambil keputusan dibutuhkan pada semua tingkatan manajemen dalam suatu organisasi
2. Pengambilan keputusan yang terjadi pada beberapa level harus dikoordinasikan. Jadi, dimensi dari pendukung keputusan adalah komunikasi dan koordinasi diantara pengambil keputusan antar level organisasi yang berbeda maupun pada level organisasi yang sama.

Sedangkan dalam sudut pandang teoritikal, SPK bukan sekedar pengembangan evolusioner dari PDE dan SIM, namun SPK merupakan kelas sistem informasi yang berinteraksi dengan bagian-bagian lain dari sistem informasi manajemen secara keseluruhan.

Peranan SPK dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi.

Terdapat sepuluh karakteristik dasar SPK yang efektif, yaitu:
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception
2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambil keputusan
3. Mendukung pengambil keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur
4. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai
5. Memiliki kapabilitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan-model interaktif
6. Output ditujukan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan
7. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem
8. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen
9. Pendekatan easy to use
10. Kemampuan sistem beradaptasi secara tepat

MACAM-MACAM KEPUTUSAN (STRUCTURED,UNSTRUCTURED,SEMI STRUCTURED)
KASUS 1
Perusahaan taksi ABC akan melakukan peremajaan taksinya dengan mengganti beberapa taksi dengan armada yang baru. Bagaimana Anda dapat membantu pemilik perusahaan untuk menentukan berapa banyak taksi yang akan diganti dan taksi mana saja yang perlu diganti?
KASUS 2
Penerbit dan percetakan “Sadhar Press” bertujuan menerbitkan buku-buku bermutu dengan harga terjangkau mahasiswa. Persoalan bagi mereka adalah bagaimana menentukan desain dan layout (termasuk pilihan kertas & warna) suatu buku agar harganya tetap terjangkau mahasiswa. Bagaimana Anda dapat membantu mengambil keputusan yang tepat untuk kasus tersebut?
KASUS 3
Perusahaan cat “Jotun” berkomitmen membantu pelanggan untuk menemukan pilihan cat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Para pelanggan umumnya mempunyai kesulitan dalam memilih warna yang tepat untuk kebutuhan ruangan mereka karena sulit membayangkan menjadi seperti apa tembok ruangan mereka bila dicat dengan warna tertentu. Kesulitan lain dari pelanggan adalah memilih cat dengan harga total <= anggaran yang dimiliki untuk mengecat seluruh dinding dengan luas tertentu. Bagaimana Anda dapat membantu perusahaan untuk memberikan layanan agar pelanggan “Jotun” dapat memilih cat dengan mudah?
KASUS 4
Untuk dapat menghasilkan panen yang optimal di suatu lahan pertanian, diperlukan pupuk dengan kandungan N, P dan K tertentu sesuai dengan kondisi lahan masing-masing daerah. Bagaimana Anda dapat membantu menentukan kandungan pupuk yang sesuai?
KASUS 5
-Pada musim-musim tertentu, di laut terjadi migrasi ikan dari satu tempat ke tempat lain. Untuk membantu nelayan menentukan ke mana sebaiknya mereka berlayar mencari ikan, apa yang bisa Anda lakukan?

ALTERNATIF SOLUSI 1
Kasus 1:
Tiap aspek (kriteria) dinilai
Ada pembobotan untuk tiap aspek
dibuat ranking
Ada passing score (treshold)
Kasus 2:
Survey: harga, cover
Harga pasar bahan baku
Mencari kombinasi komponen buku?
Kasus 3:
Identifikasi kriteria: harga cat, luasan yang akan dicat, budget, warna, kualitas
Ada prioritas kriteria
Kasus 4:
Input: Luas lahan, unsur tanah, jenis tanaman,
Dihitung kebutuhan optimal
Kasus 5:
Kuesioner u cari tahu hasil nelayan pada tiap musim: untuk membuat peta lokasi distribusikan pada nelayan
ALTERNATIF SOLUSI 2
Kelompok 4:
Cari tahu luas lahan, unsur tanah ? tentukan jenis tanaman ? tentukan pupuk berdasar kondisi lahan & jenis tanaman
Kelompok 3:
Input: anggaran, luas ruang, jenis ruang, warna furnitur/korden/karpet,
Proses:1 ltr cat utk luas berapa, kecocokan warna, kecocokan ruang ? simulasikan/visualisasi
Output: tipe/merk cat, harga, jml kaleng
Kelompok 2:
Survey pasar utk cari tahu harga penerbit, survey daya beli & jenis buku, cover, font yg disukai mhs ? pilih kertas & layout sesuai hasil survey
Kelompok 1:
Jumlah penumpang per taksi, biaya operasional taksi, harga BBM, laba kotor – biaya operasional & jml penumpang, sparepart

Review
1.Menurut Mann dan Watson, Sistem Pendukung Keputusan adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
2.Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier, Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu kumpulan prosedur pemprosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
3.Menurut Litle, Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur atupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
4.Menurut Raymond McLeod, Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
5.Secara Umum, DSS adalah Sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi terstruktur.
6.Secara Khusus, DSS adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu.


DSS
1.Suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur dengan memiliki fasilitas untuk menghasilkan berbagai alternatif yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai.
2.Penggunaan model sebagai dasar pengembangan alternatif yang berkaitan dengan sifat permasalahan yang harus dipecahkan yaitu semi terstruktur atau bahkan tidak terstruktur.
3.Pemanfaatan komputer sebagai motor penggeraknya (computer based systems).

KONSEP DSS

Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.
Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada 3 tahap Simon diatas.
Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap Simon.

JENIS-JENIS KEPUTUSAN MENURUT HERBERT A. SIMON :

-Keputusan Terprogram, bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya.
-Keputusan Tak Terprogram, bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini.

tipe keputusan

1.Keputusan Terstruktur
-Berulang-ulang
-Rutin
-Mudah dipahami
-memiliki pemecahan yang standar berdasarkan analisa kuantitatif
-Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur; tertulis maupun tidak
-Sering diotomatisasi
Contoh : pemberian cuti MHS,pengambilan TA,denda peminjaman buku,yudisium,PHK,penutupan rekening,pemutusan sambungan telp,denda bagi pengunjung hotel
2. Keputusan Semi Terstruktur
-Peraturan yang tidak lengkap
-Sebagian structured dan sebagian unstructured
Contoh : pemberian kredit,personalia,pemberian dana rehabilitasi sekolah,pemeliharaan jalan
3. Keputusan Tidak Terstruktur
-Tidak berulang dan rutin
-Tidak ada model untuk memecahakan masalah ini
-Butuh intuisi
-Problem yang masih kabur dan cukup kompleks yang tidak ada solusi langsung bisa dipakai
-Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa
-Kebijakan yang ada belum menjawab
-Mis. Pengembangan jenis usaha baru,keputusan merger,perluasan pabrik,pemilihan jurusan setelah lulus SMU

Teknik Keputusan Terprogram
1. Tradisional
-Kebiasaan
-Mengikuti prosedur baku
-Saluran informasi disusun dengan baik
2. Modern
-Menggunakan teknik “operation research”:
Formula matematika
Simulasi komputer
-Berdasarkan pengolahan data berbantu komputer

Teknik Keputusan Tak Terprogram
1.Tradisional
-Kebijakan intuisi berdasarkan kreativitas
-Coba-coba
-Seleksi dan latihan para pelaksana
2.Modern
-Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada :
Latihan pembuatan keputusan
Penyusunan program komputer empiris


Masalah tidak terstruktur - tidak punya fase-fase terstruktur

Masalah semi terstruktur - punya beberapa (atau sebagian dengan) fase-fase terstruktur

Masalah terstruktur – punya semua fase-fase terstruktur
-Prosedur untuk mengetahui solusi terbaik diketahui
-Tujuan dengan jelas terdefinisi
-Sistem Pendukung Manajemen (Management support systems) dapat sangat berguna.

Masalah tidak terstruktur – sering diselesaikan dengan intuisi/insting manusia.
Masalah semi terstruktur – berada dalam penyelesaian dengan prosedur standart dan ketetapan manusia.

Suatu Decision Support System dapat membantu manajer memahami masalah sebagai tambahan input dalam menyediakan penyelesaian.

Tujuan DSS: Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan


Tiga Fase Proses Pembuatan Keputusan (Simon)

-Intelligence—mencari situasi dimana perlu keputusan
-Design—menggali, mengembangkan, dan menganalisis tindakan-tindakan yang memungkinkan.
-Choice—memilih tindakan dari yang memungkinkan tadi.
-Implementation – menerapkan tindakan pengambilan keputusan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BEDASARKAN INTUISI BISAKAH DIKATEGORIKAN ILMIAH?

Apakah yang dimaksud dengan intuisi? Kata intuisi berasal dari bahasa latin intueri, yang berarti “to consoder, to look on”. Webster’s new world memberikan definisi intuisi sebagai:
1. The direct knowing or learning of something without the conscious use of reasoning; immediate understanding
2. The ability to perceive or know thing without conscious reasoning

Sedangkan pengambilan keputusan secara intuitif merupakan “An unconscious process created out of distilled experence”. Atau bisa juga diartikan sebagai suatu kajian yang uncul dari sebuah sistem berfikir yang tidak didasarkan atas kesadaran. Atau bisa juga disebut dengan istilah mendengarkan kata hati.

Contoh kasus dari perusahaan besar yang mengambil keputusan dengan cara intuisis adalah perusahaan Jepang General Electric (GE) dengan mesin cucinya dan perusahaan besar Sony dengan walkmannya. Pada kasus tersebut memperlihatkan para manajer dihadapkan pada keterbatasan informasi, faktor ketidakpastian yang tinggi, data tidak terlalu membantu bagi pengambil keputusan, variabel-varibel peristiwa tidak dapat diramalkan, serta terdapatnya tekanan waktu dalam pengambilan keputusan.

Sebuah konsep kemungkinan berkaitan erat dengan pandangan tentang masa depan dari alternatif solusi dan tindakan yang dipilih. Pandangan tentang masa depan merupakan tema yang lebih kita kenal sebagai visi dalam manajemen. Hal ini menandakan intuisi memiliki keterkaitan dengan kemampuan untuk mengolah informasi dan data menjadi sebuah pandangan atau kemampuan untuk melihat masa depan. Dimana kemampuan untuk melihat masa depan, bagaimanapun juga akan dipengaruhi oleh keterbatasan kemampuan mendapatkan dan mengolah informasi sebagai akibat adanya faktor ketidakpastian lingkungan yang tinggi.

Intuisi berdasarkan gabungan dua pandangan, merupakan kemampuan unik yang dimiliki seseorang sebagai kristalisasi seluruh kemampuan mengolah informasi secara intelektual maupun mental, yang terwujud pada kemampuan uantuk melihat masa depan dari suatu peristiwa, solusi atau tindakan yang dipilih beserta konsekuensinya.

Intuisi merupakan indera keenam yang merupakan perwujudan tinggi dari kemampuan menggunakan seluruh kecerdasan manusia secara optimal. Intuisi tidak muncul begitu saja dari langit. Namun intuisi akan muncul kemudian setelah seluruh indera fisik dan mental, kemampuan intelektual dan mental, seluruh kecerdasan digunakan dalam mengolah informasi yang tersedia guna menghasilkan sebuah pandangan final tentang sesuatu.

Dengan demikian, kasus mengenai peran intuisi dalam pengambilan keputusan ditentukan semata-mata oleh sebuah kecenderungan untuk memillih menggunakan atau tidak menggunakan bakat tersebut, yang didukung oleh kehadiaran sejumlah faktor.

Dimana faktor-faktor tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. When a high level of uncertainty exists
2. When there is little precedent to draw on
3. When variables are less scientifically predictable
4. When “facts” are limited
5. When facts do not clearly point the way to go
6. When analytical data are of little use
7. When there are several plausible alternative solutions from which to choose, with arguments for each
8. When time is limited and there is pressure to come up with the right decision

Kesimpulan dalam kecenderungan penggunaan intuisi:
1. Dalam real decision-making procces, pengambil keputusan akan cenderung lebih besar menggunakan intuisinya dibandingkan pandangan logika-rasional.
2. Karakteristik dari pengambilan keputusan, pengambil keputusan tidak terstruktur/tidak terprogram tinggi rendah, mempengaruhi penggunaan intuisi
3. Semakin tinggi tingkat kesulitan masalah, semakin tinggi keberadaan delapan kondisi (atau lebih), semakin tidak terstruktur pengambilan keptusan yang harus dilakukan, maka semakin besar kecenderungan intuisi digunakan
4. Penggunaan intuisi yang rendah menandakan pandangan logis rasional yang lebih digunakan. Dimana penggunaannya didukung oleh kondisi-kondisi tersebut diatas.
5. Penggunaan intuisi yang lebih besar tidak menandakan tidak digunakannya analisis logika rasio. Rasio tetap digunakan sebagai mekanisme untuk mengolah informasi, hanya keterbatasan informasi, kemampuan untuk mengolahnya, dan tekanan waktu menjadikan pemilihan keputusan akhir ditentukan oleh intuisi.
6. Pandangan mengenai intuisi lebih cenderung berada dalam ranah tesis bounded rationality dibandingkan rational

Dalam menciptakan pasar tentunya memiliki karakteristik yang berbeda dibanding membangun pasar yang sudah ada. Strategi pertama dihadapkan pada tingkat ketidakpastian yang tinggi, ketidakadaan data, dan metode pemasaran produk baru sebelumnya, data analisis tidak terlalu berguna oleh kondisi lingkungan yang tidak jelas, dan sejumlah kondisi lainnya. Seandainya para manajer Jepang tersebut memiliki sikap yang lebih rasional seperti halnya para manajer barat Amerika, maka boleh jadi pasar walkman dan mesin cuci tersebut tidak akan dapat terciptakan.

Kesimpulannya intuisi adalah saripati kecerdasan dan perasaan yang menjadi pemandu dalam menentukan keputusan terbaik.


PENGENALAN SISTEM PAKAR

Pengertian A.I
Merup. Sub-bid pengetahuan komp.yang ditujukan u/ membuat software (S/W) dan hardware (H/W) yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia.

Sbg. Cabang sains komp. yang mempelajari otomatisasi tingkah laku cerdas (intelligent)

Intelligence/Intelegensia:seseorang yang pandai melaksanakan pengetahuan yang dimilikinya.
dkl : kemampuan manusia u/ memperoleh pengetahuan dan pandai melaksanakannya dalam praktek

Artificial Intelligence adalah bidang ilmu komputasi yang memungkinkannya u/ memahami, bernalar & bertindak

Bagian dari Intelegensi Buatan


Keuntungan / Kelebihan Sistem Pakar
-Availability-bertambah * Intelligent tutor
-Cost-rendah * Intelligent dB
-Danger-reduced
-Performance
-Multiple expertise
-Reability-bertambah
-Explanation
-Response-cepat -Steady, unemotional and complete response

KONSEP UMUM SISTEM PAKAR (SP)
*Salah satu metode representasi pengetahuan:
IF….. THEN

*Proses pembuatan SP knowledge engineering
yg dilakukan oleh knowledge engineer. Selain itu
domain expert dan end user.

* Tugas knowledge engineer adalah memilih S/W & H/W u/ pembuatan SP, membantu mengambil pengetahuan yg dibutuhkan dari pakar domain, serta implementasi pengetahuan pada basis pengetahuan yg benar & efisien

*Tugas pakar domain : meyediakan pengetahuan ttg bid problem yg dihadapi, memahami teknik-teknik pemecahan problema yg dipakai.
SP YANG TERKENAL
1. MYCIN
- Dirancang oleh Edward Feigenbaum
(Universitas Stanford) th ’70 an
- SP medical yg dpt mendiagnosa infeksi
bakteri & rekomendasi pengobatan
antibiotik
2. DENDRAL
- SP struktur molekular & kimia
3. PROSPECTOR
- Membantu ahli geologi yg mencari &
menemukan biji deposit (mineral& batu-
batuan)
- Didesign oleh Sheffield Research Institute,
akhir ‘70an
4. XCON (R1)
- SP konfigurasi sistem komputer dasar
- Dikembangkan oleh Digital Equipment
Corporation (DEC) dan Carnegie Mellon
Universitas (CMU), akhir ’70 an
- Untuk sistem komputer DEC VAC 11 1780
5. DELTA
- Didesign & dikembangkan oleh General Electric Company
- SP personal maintenance dg mesin lokomotif listrik diesel.
6. YESMVS
- Didesign oleh IBM awal th ‘80an
- Membantu operator komputer & mengontrol sistem operasi MVS (multiple virtual storage)
7. ACE
- Didesign & dikembangkan oleh AT&T Bell Lab awal th ‘80an
- SP troubleshooting pd sistem kabel telpon

KLASIFIKASI APLIKASI SP
1. CONTROL
- Aplikasi komputer yg sangat umum
- Ada 2 jenis kontrol : loop terbuka & tertutup
2. DEGUGGING
- Proses mencari kesalahan & memperbaiki
solusi.
3. DESIGN
- Pengumpulan informasi mengenai spesifikasi
sistem & produk tertentu
- Untuk merancang sirkit elektronik,
bangunan, dan rumah.
4. DIAGNOSIS
- Untuk mendiagnosa produk atau sistem yg
sudah tdk berfungsi.

5. INSTRUKSIONAL
- Untuk membantu dalam proses belajar
mengajar

6. INTERPRETASI
- Membantu seorang dlm menafsir &
memahami situasi/perspektif suatu
peristiwa.
- Contoh : analisa intelegensia, daya tahan,citra dan sinyal
7. PLANNING
- Merumuskan metode, penataan yg dapat mendekatkan pd tujuan.
- Contoh : proyek manajemen, taktik & strategi militer, pemrograman robot
8. PREDIKSI
- Meramalkan apa yg terjadi di masa yg akan datang.
9. REPARASI
- Memperbaiki barang yg rusak ke keadaan semula
10. KONFIGURASI


SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)

PEMBUATAN KEPUTUSAN
Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan
Keputusan yaitu Simon dan Mintzberg
1. Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah keputusan menjadi
Keputusan terprogram dan Keputusan tak terprogram Keputusan terprogram yaitu
bersifat berulang-ulang dan rutin. pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah di
tetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali
terjadi.
Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut.
Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang
terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak jelas, namun demikian
konsep keputusan terprogram dan tak terprogram sangatlah penting, karna masing-
masing memerlukan teknik yang berbeda.

Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani
oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan
pemecahan
Aktivitas disain, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan
tindakan yang akan dilakukan.
Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang
sudah ada.
Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah
dilakukan.

2. Keputusan menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini
mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu
interpersonal, informasional, desisional.
Peranan informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan
informasi, dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan
informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.
Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :
Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka
peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi.
Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang
menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang
belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti
perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.

Pengalokasi sumber, dengan peranan sebagai pengalokasi sumber (resorce
alocator), manajer diharapkan mampu menentukan pembagian sumber organisasi kepada
berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran
operasi tahunan.
Negosiator, dalm peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mengatasi
perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara
perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan
serikat pekerja.

DSS (Decision Suport system)
Pengembanag DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer
secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat
berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Time-
sharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer.
Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott
Morton yang keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang
berjudul “A Framework for Management Information System” mereka merasakan
perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan
keputusan manajemen.
Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut
Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah
Strategic palnning, managemen control dan operational control (perencanaan strategis,
control manajemen, dan control manajemen).

JENIS DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter.
Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada
waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis
DSS, yaitu :
Retrive information element (memanggil eleman informasi)
Analyze entries fles (menganali semua file)
Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
Propose decision (menawarkan keputusan )
Make decisions (membuat keputusan)

TUJUAN DSS
Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :
Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur
Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti
keputusan tersebut
Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya
peningkatan efisiensi
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah,
dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.

ARTI DSS
DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau
kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah
masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi
atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan
berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga
mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi

CARA PENGGUNAAN INFORMASI DARI DSS
Pada dasarnya dua pengguna informasi dari DSS oleh manajer, yaitu untuk
mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian masalah
adalah usaha definisi dari pendekatan system. Ia juga berkaitan dengan fase intelegensi
yang di kemukakan oleh simon. Selanjutnya manjer menggunakan informasi untuk
memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan
menurut poendekatan sistim dan berkaitan denga fase disain dan pemilihan.
Pada umumnya, lapaoran berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi,
dan simulasi dalam usaha pemecahan
Laporan berkala dapat di rancang untuk menidentifikasi masalah atau masalah yang
kemungkinan besar akan muncul, manjer juga melakukan query terhadap database untuk
menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang telah di
identifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi, karna kelemahan
cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi perusahaan diubah secara matematis.
Laporan berkala dan khusus dapat juga membantu manajer untuk memecahkan masalah
dengan cara mengidentifikasi keputusan alternative, mengevaluasi dan memilih
alternative tersebut, dan memberikan informasi lanjutan.

LAPORAN
1. Laporan berkala dan khusus
Laporan berkala atau periodic report yaitu laporan yang dibuat menurut jadwal
tertentu contohnya adalah analis penjualan terhadap pelanggan perbulan dan laporan
khusus atau special report yaitu laporan yang di buat ketika laporan dibuat ketika sesuatu
yang tidak seperti biasanya terjadi contohnya laporan mengenai kecelakaan. Dalam
penggunaannya laporan berkala dan khusus bersifat lengkap atau ringkas.
2. laporan lengkap dan ringkas
laporan lengakap atau detail report yaitu laporan yang memberikan spesifikasi
mengenai setiap tindakan atau transaksi dan baris yang mewakili tindakan atau transaksi
disebut baris lengkap atau detail line sedangkan laporan ringkas atau summary report
yaitu laporan yang menyertakan baris yang mewakili beberapa tindakan atau transaksi.
Baris laporan biasanya di cetak dalam beberapa ururtan tertentu, filed yang berada
dalam record data, yang disebut key filed atau control filed digunakan untuk
mengurutkan record sebelum laporan tersebut dicetak.
Yang paling sering digunakan ialah Ascending sequence (urutan naik) disini nilai filed
control terendah (no pelanggan 0001 atau nama Aardbverk) didaftar pertama kali, dan
nilai tertinggi (no 9999 atau zikmund) di daftar paling akhir.

PENGGABUNGAN MANAJEMEN DENGAN PENGECUALIN KEDALAM
LAPORAN
Kegunaan laporan sebagai alat pemecah masalah dapat ditingkatkan dengan
menggabungkan manajemen dan pengecualian. Hal ini dapat dilakukan dengan empat
cara :
Menggunakan urutan laporan untuk menyorot pengecualian
Membuat laporan hanya jika terjadi pengecualian
Mengelompokan pengecualian bersama
Menunjukan varian dari norma

PEMODELAN MATEMATIS
Model adalah abstrak dari sesuatu; ia mewakili beberapa fenomena, yaitu objek
dan aktivitas. Fenomena itu disebut entity. Contohnya jika sebuah model mewakili
perusahaan maka perusahaan itu disebut entity-nya.
Model Ststis dan Dinamis
Model ststis islah model yang tidak memasukkan waktu sebagai variabelnya. Ia berkaitan
dengan situasi pada pada suatu saat tertentu sedangkan model dinamis ialah model yang
memasukan waktu sebagai variabel, model ini mewakili tingkah laku entity sepanjang
waktu.

Model Probabilitik dan Deterministik
Model pobabilitas adalah model tentang adanya peluang akan terjadi sesuatu. Pobabilitas
mempunyai jangkauan 0,00 (untuk sesuatu yang tidak punya peluang) dan 1,00 (untuk
sesuatu yang nyata-nyata terjadi) sedangkan model deterministic ialah kebalikan dari
model pobabilitas
Model Optimisasi dan Suboptimisasi
Model optimisasi adalah model yang menentukan pemecahan terbaik diantara altermatif
yang ada. Agar supaya model tersebut dapat melakukan hal ini, masalah harus terstruktur
dengan baik. Sedangkan model suboptimisasi yang seringkali disebut satisficing model
ialah model yang memungkinkan manajer untuk melakukan serangkaian keputusan, dan
model tersebut akan memproyeksikan penyelesaian. Model ini tidak mengidentifikasikan
keputusan yang akan mennghasilkan penyelesaian yang terbaik, namun menyerahkan
tugas tersebut kepada manajer.

SIMULASI
Simulasi atau pemodelan ialah proses dari sebuah model yang mewakili entity-
nya.
Skenario, digunakan untuk menjelaskan setting tempat terjadinya simulasi.
Variable keputusan, nilai input yang dimasukan manajer untuk mengukur dampak
terhadap entity.
Teknik simulasi.
Format output simulasi.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMODELAN
Manajer yang menggunakan model matematis dapat memperoleh keuntungan
sebagai berikut :
Proses pemodelan menjadi pengalaman belajar
Kecepatan simulasi memberikan kemampuan bagi kita untuk mengevaluasi dampak
keputusan dalam jangka waktu yang singkat.
Model memberikan daya peramalan
Model membutuhkan biyaya yang lebih murah daripada metode trial-and-error.
Sedangkan kerugian model adalah sebagai berikut:
Sulitnay pemodelan system bisnis dan akan menghasilkan model yang tidak dapat
menangkap semua pengaruh pada entity.
Dibutuhkan keterampilan matematika yang tinggi untuk menggembangkan model yang
lebih kompleks secara pribadi

GRAFIK KOMPUTER
Setiap manjer pada umumnya harus mempunyai kemampuan membuat grafik.
Namun demikian, pada kenyatannya, riset menyatakan bahwa penggunan grafik ternyata
tidak selalu lebih baik dari pada pengguna table. Grafik nampaknya lebih baik dalam
situasi tertentu, seperti :
Mencari ringkasan data yang cepat
Mendeteksi trand masa lalu
Membandingkan point dan pola variable yang berbeda
Meramal aktivitas masa mendatang
Mencari kesan yang relative sederhan adari sejumlah besar informasi yang ada

BAHASA GENERASI KEEMPAT
Sofware dimasukan kedalam perpustakaan software DSS untuk menghasilkan tiga
jenis output. Pada mulanya, satu-satunya cara ialah dengan mengkode program dengan
bahasa pemograman.
Dengan munculnya trend end-user computing, maka lahirlah bahasa yang baru
yang dinamakan fourth-generatioan language (bahasa generasi keempat) atau 4GL

1. Bahasa Pemodelan
Bahasa pemodelan atau maodeling language dibuat untuk membuat tugas pembentukan
model menjadi lebih mudah dari pada menggunakan bahasa berorientasi salah satu
bahasa pemodelan yang pertama adalah GPSS (General Purpose simulation system) yang
dikembangkan IBM pada awal tahun 1960-an
2. Bahasa Tingkat Sangat Tinggi
Very high level language atau bahasa tingkat sangat tinggi biasanya digunakan untuk
menjelaskan bahasa pemograman, seperti APL, yang menawarkan kesingkatan dan daya
di atas dan melebihi apa yang bisa dilakukan oleh bahasa konversional.
3. Generator aplikasi
Application generator atau generator aplikasi menghasilkan program aplikasi seperti
inventarisasi dan penggajian tanpa pemograman
4. Penulisan Laporan
Report writer atau penulisan laporan dirancang secara khusus untuk membuat laporan
5. Generator Grafik
Graph generator atau generator grafik yang juga disebut graphics package digunakan
untuk menampilkan atau mencetak data dalam berbagai macam bentuk grafik.
6. Bahasa Query Database
bahasa yang memungkinkan kita untuk menampilkan data dari berbagai table dari
beberapa bentuk Kriteria.

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELOMPOK
System penunjang keputusan kelompok atau group decision support system (GDSS) ialah
kombinasi dari Komputer, komunikasi, dan teknologi keputusan dan yang digunakan
untuk menemukan, merumuskan, dan memecahkan masalah dalam pertemuan kelompok.
Tujuan GDSS adalah untuk pertukaran ide, opini, dan preferensi dalam kelompok.

Tidak ada komentar: